Soekarwo Tak Ada Lawan Pilgub Jatim 2013 Terancam Batal. Pelaksanaan pemilihan gubernur (pilgub) Jatim 2013 bisa jadi akan rawan untuk bisa digelar. Pasalnya, hingga kini calon yang positif maju hanya pasangan Soekarwo- Saifullah Yusuf (KarSa). Sementara calon lainnya belum muncul ke permukaan. Ketua Umum PP Muslimat NU yang direkomendasi PKB, Khofifah Indar Parawansa, belum juga mendapat kejelasan partai politik (parpol) yang bisa dijadikan kendaraan politik.
Sebab, posisi PKB sebagai parpol pengusung hanya memiliki 13 kursi di parlemen (DPRD Jatim). Masih kurang 2 kursi dari ketentuan minimal 15 kursi. Begitu pun calon independen, Egy Sudjana. Ia belum memenuhi persyaratan KTP dukungan sebanyak 3 persen dari total jumlah penduduk Jatim sebanyak sekitar 37 juta jiwa. Atau, sekitar 1,2 juta KTP dukungan dan harus tersebar di 50 persen daerah di Jatim.
Sedangkan PDIP yang gembar-gembor akan mengusung kader sendiri, sampai saat ini juga belum jelas keputusannya akan mengusung siapa. Padahal pada April hingga Mei 2013 mendatang, tahapan pilgub sudah memasuki masa pendaftaran calon yang akan maju pilgub Jatim 2013.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi mengatakan, jika hanya KarSa yang maju menjadi calon tunggal, tentu saja pilgub Jatim tidak bisa digelar. Sebab, ketentuan perundang-undangan menyebutkan jika pilkada bisa digelar kalau diikuti minimal dua pasangan calon atau lebih. “Kalau melihat peta sekarang, sebenarnya masih ada peluang bagi calon lain maju. Apalagi, PDIP juga belum menentukan sikap. Tapi bila tidak ada calon lain, ini nanti akan jadi masalah tersendiri karena ketentuannya begitu (harus diikuti minimal dua pasangan calon, Red),” katanya, kemarin (28/3).
Meski demikian, Soekarwo mengaku optimistis akan muncul calon penantang. “Ya, adalah,” tukas Soekarwo. “Pasti ada, mosok pilgub tidak ada calon. Masyarakat Jatim ini banyak dan punya banyak kader. Masak tidak ada yang maju,” lanjut cagub incumbent ini. Tapi diakui atau tidak, sampai saat ini memang belum ada cagub yang mampu mengimbangi duet Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).
Kalau pun Khofifah nanti mampu menembus ketatnya persaingan mendapatkan dukungan parpol, popularitas ketua PP Muslimat NU ini sudah jauh dibanding pilgub 2008 silam. Sebaliknya, popularitas dan elektabilitas KarSa saat ini jauh lebih tinggi dibanding pilgub 2008 lalu. Karena, prestasi keduanya memimpin Jatim selama ini diyakini membuat rakyat semakin percaya dengan duet incumbent ini. (rou/jay/radarsby.com/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar