Presiden Soekarno
tercatat memiliki sembilan orang istri selama hidupnya. Soekarno memang
dinilai sebagai seorang Don Juan yang selalu mempesona wanita.
Berkali-kali diakui oleh Soekarno, dirinya memang seorang pemuja wanita
cantik.
Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut.
Selain
itu, Soekarno juga selalu bersikap gallant atau sopan dan hangat pada
setiap wanita. Tak peduli wanita itu tua atau muda. Soekarno tak
segan-segan mengambilkan minum sendiri untuk tamu wanitanya.
Soekarno
juga selalu membantu memegang tangan wanita, jika wanita itu keluar
mobil. Dia juga mengumbar pujian pada wanita. Hal ini yang selalu
membuat para wanita tersanjung.
Berikut sembilan wanita yang
bertekuk lutut dan dipersunting Soekarno. Diolah dari berbagai sumber
oleh wartawan merdeka.com Laurencius Simanjuntak, Didi Syafirdi dan
Ramadhian Fadillah.
1. Oetari Tjokroaminoto
Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertama Soekarno. Soekarno menikahi Oetari tahun 1921 di Surabaya. Ketika menikah usia Soekarno baru 20 tahun sementara Oetari masih 16 tahun.
Oetari
merupakan putri guru Soekarno HOS Tjokroaminoto. Soekarno menikahi
Oetari untuk meringankan beban keluarga Tjokro. Kala itu istri Tjokro
baru saja meninggal.
Soekarno tidak mencintai Oetari sebagaimana
seorang suami mencintai istrinya. Begitu pula Oetari. Dunia pergerakan
Soekarno dan dunia kanak-kanak Oetari terlalu berseberangan. Hubungan
mereka pun lebih seperti kakak-adik.
Pernikahan Soekarno dan Oetari hanya seumur jagung. Soekarno menceraikan Oetari tak lama setelah kuliah di Bandung.
2. Inggit Garnasih
Soekarno
kos di Bandung tahun 1921. Sejak awal pertemuan di rumah Inggit
Garnasih, dia sudah mengagumi sosok Inggit yang matang dan cantik.
Soekarno
berusia 20 tahun dan Inggit berusia 33 tahun kala itu. Pernikahan
Inggit dengan Haji Sanusi pun tidak bahagia. Pada sosok Inggit Soekarno
menemukan pelabuhan cintanya. Inggit begitu telaten melayani dan
mendengarkan Soekarno.
Soekarno merebut Inggit dari Sanusi.
Mereka kemudian menikah tahun 1923. Inggit mendampingi Soekarno dalam
suka dan duka selama hampir 20 tahun.
Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak. Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu.
3. Fatmawati
Dalam pembuangan di Bengkulu, Soekarno
bertemu Fatmawati. Gadis muda ini adalah putri tokoh Muhammadiyah di
Bengkulu. Usia Soekarno dan Fatmawati terpaut 22 tahun lebih muda.
Hubungan
dengan Fatmawati membuat pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih
berakhir. Inggit menolak dipoligami dan memilih pulang ke Bandung.
Tanggal
1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah. Soekarno berusia 42 tahun
dan Fatma 20 tahun. Setelah Indonesia merdeka, Fatma menjadi ibu negara
yang pertama. Dia juga yang menjahit bendera pusaka merah putih.
Dari
Fatmawati, Soekarno mendapatkan lima orang anak. Guntur Soekarnoputra,
Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati
Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
4. Hartini
Hartini adalah wanita setia yang sempat mengisi hidup Soekarno. Saat dipinang oleh sang proklamator pada 1953, Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.
Pernikahan
keduanya diawali oleh pertemuan di Candi Prambanan, Jawa Tengah, saat
sang kepala negara mengadakan kunjungan kerja. Sumber lain menyebutkan,
pertemuan di candi itu adalah kelanjutan cinta pandangan pertama
keduanya di rumah dinas Wali Kota Salatiga, setahun sebelumnya.
Dari Soekarno,
Hartini melahirkan dua anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu
Soekarnoputra. Hartini tetap menjadi istri saat masa kekuasaannya
Soekarno sudah memasuki usia senja.
5. Ratna Sari Dewi
Ratna Sari Dewi adalah wanita kelima yang dinikahi Soekarno.
Lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, 6 Februari 1940, Dewi dinikahi
sang proklamator saat usia 19 tahun. Dari Soekarno, yang ketika itu
berumur 57 tahun, Dewi mempunyai satu anak yaitu Kartika Sari Dewi
Soekarno.
Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi cukup menarik. Gadis
Jepang itu berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno
berada di Hotel Imperial, Tokyo. Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi
adalah seorang pelajar sekaligus entertainer. Gosip beredar bahwa dia
adalah seorang geisha. Namun rumor itu berkali-kali dibantahnya.
Dalam
'A Life in the Day of Madame Dewi' diceritakan, setelah bercerai dengan
Soekarno, Dewi kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk
Swiss, Perancis, dan Amerika Serikat. Pada 2008, ia menetap di Shibuya,
Tokyo, Jepang.
Dewi pernah membuat kontroversi pada 1998, saat
dia berpose untuk sebuah buku foto berjudul 'Madame Syuga'. Di buku itu,
ditampilkan Dewi dengan pose-pose setengah bugil dan menampakkan
seperti tato.
Sebelum dinikahi Soekarno
pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf
Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Karena pekerjaannya itulah, Haryati
dekat dengan sang proklamator.
Melihat kemolekan Haryati,
Soekarno bak arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia
23 tahun itu. Bahkan, status Haryati sebagai kekasih orang lain, tak
membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
Hati
Haryati pun akhirnya jebol dan tak kuasa menolak pinangan sang kepala
negara. Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada 21 Mei 1963. Namun
selang tiga tahun, Haryati diceraikan tanpa anak. Soekarno beralasan
sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno juga sedang dekat dengan Ratna
Sari Dewi.
Pertama kali Presiden Soekarno
bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih
yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka
Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pertemuan itu rupanya
langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra diberikan
sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara,
duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.
Rupanya,
benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya. Singkat waktu, Bung
Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang
pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan ke Yurika.
Akhirnya,
Bung Karno menemui orangtua Yurike. Pada 6 Agustus 1964, dua anak
manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah
Yurike. Berjalannya waktu, ternyata pernikahan ketujuh Sang Proklamator
berjalan singkat.
Kondisi Bung Karno pada 1967 yang secara de
facto di makzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi.
Didasari rasa cinta yang luar biasa, Bung Karno yang menjadi tahanan
rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai. Akhirnya
perceraian itu terjadi, meski keduanya masih saling cinta.
8. Kartini Manoppo
Sosok wanita ini merupakan salah satu istri yang paling dicintai oleh Soekarno. Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967. Keduanya menikah pada 1959.
Awal
mula Bung Karno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari
Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah. Sejak
saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar
negeri.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow,
Sulawesi. Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup
rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno. Sejarah mencatat, Kartini
merupakan istri kedelapan Sang Putera Fajar.
9. Heldy Djafar
Heldy Djafar merupakan istri terakhir Soekarno, istri
kesembilan. Keduanya menikah pada 1966, kala itu Bung Karno berusia 65
tahun sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
itu, masih berusia 18 tahun.
Pernikahan keduanya hanya bertahan
dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu.
Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno
menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat
mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin
dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada 19 Juni 1968 Heldy 21 tahun
menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor. Kala itu Heldy yang sedang
hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno tutup usia 21 Juni
1970, dalam usia 69 tahun. Sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar