Jumat, 23 Mei 2014

Sebuah Tradisi atau Sebuah Keharusan


Sebuah kegiatan rutin yang masih terus menerus dilakukan oleh masyarakat Desa Jawik adalah SEDEKAH BUMI secara turun temurun sejak nenek moyang. Tradisi sedekah bumi ini (Manganan), merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di Desa Jawik yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang Jawik terdahulu. Ritual sedekah bumi ini dilakukan oleh masyarakat Desa yang berkumpul di Makam yang ada di Desa Jawik.
Bagi masyarakat jawa, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .

Pada acara tradisi sedekah bumi tersebut umumnya, tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Hanya saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang merayakannya tradisi sedekah bumi membuat tumpeng dan berkumpul menjadi satu di Makam Desa, untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut.

Masyarakat datang dan berkumpul di tempat tersebut dengan membawa Nasi, Panggang, lauk – pauk dan jajanan sebagai pendamping tumpeng. Barang bawaan tersebut dikumpulkan jadi satu untuk membuat tumpeng bersama. Selain berkumpul melaksanakan acara sedekah bumi masyarakat juga melakukan do’a – do’a di makam para leluhurnya .

Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh desa. Doa dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh desa yang sudah sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut.
Bapak Kyai dalam memimpin do'a doa
Seiring dengan perkembangan jaman dan untuk menghindari ritual tersebut salah arah secara perlahan – lahan acara sedekah bumi tersebut dilaksanakan dengan nuansa Islami agar tidak menyimpang dari Syari’at Agama Islam.

0 komentar:

Posting Komentar